Mimbar Jum’at, Persembahan : Ustadz Komiruddin, Lc.
nataragung.id. Hidup ini pilihan. Di depan mata jalan-jalan sudah terbentang. Ada jalan lurus ke kanan, tapi terjal. Ada jalan menyimpang ke kiri tapi mulus.
Memilih jalan yang lebih ringan dan kecil resiko, itu adalah fitrah manusia dan seharusnya itu yang ditempuh selama di jalan yang lurus.
Namun kadang angin tak selalu berpihak kepada perahu yang berlayar. Kehendak hati ke arah timur namun angin bertiup ke arah barat.
Nahkoda yang terlatih tidak akan memutar haluan karena mengikuti angin. Ia tetap akan mengarahkan perahunya ke arah tujuan walau harus menerjang badai.
Kadang dalam kehidupan kita dihadapkan kepada dua pilihan yang sama-sama sulitnya. Saat itu seseorang harus memilih yang lebih menguntungkan dan lebih kecil bahayanya.
Tapi bisa jadi Allah mentakdirkan bahwa pilihan yang teringan lepas dan hanya ada pilihan terakhir yang terpaksa harus ditempuh.
Pilihan yang lebih berat dari sebelumnya.
Di sinilah Allah ingin melihat sejauh mana kejujuran hati dan kebenaran tekad.
Dan dalam waktu yang bersamaan harus dipahami bahwa hal itu murni pilihan Allah. Dan pilihan Allah pasti yang terbaik.
Itulah yang bisa kita pahami dari peristiwa perang badar. Pasukan muslimin sesungguhnya menginginkan kafilah dagang Abu Sufyan yang pulang dari negeri Syam.
Namun kafilah itu berhasil lolos dari hadangan pasukan muslimin. Sementara pasukan kafir Quraisy yang dipimpin Abu Jahal sudah bergerak maju dan ingin meneruskan peperangan.
Sebagian mereka mulai tidak suka dengan kondisi yang mereka hadapi.
“Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dan rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya”. (QS,8:5)
Dan mulai mereka protes dan dihantui ketakutan seakan akan kematian sudah di depan mata.
“mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (bahwa mereka pasti menang), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab-sebab kematian itu).” (QS,8:6)
Begitulah kehendak Allah, di mana akhirnya pasukan kaum muslimin harus bertemu dengan pasukan kafir Quraisy di tempat yang bernama Badar.
Walau di awal ini tidak mereka kehendaki. Tapi selalu ada kebaikan dari apa yang Allah pilihkan.
“Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahwa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahwa yang tidak mempunyai kekekuatan senjatalah yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayat-Nya dan memusnahkan orang-orang kafir” (QS,8:7)
Hasilnya perang Badar dimenangkan kaum muslimin. Dan sejak itu kaum muslimin di Madinah mulai diperhitungkan.
Allah sesungguhnya ingin memperjelas yang benar lalu memenangkannya dan memperjelas yang batil lalu menghancurkannya.
Sebab itu ketika usaha kita sudah maksimal, seluruh strategi sudah diupayakan dan doa sudah dilantunkan, yakinlah pilihan Allah itu yang terbaik, sekalipun tidak sesuai dengan keinginan kita.