Kolaborasi dan Kontribusi
============
By Komiruddin
nataragung.id, Mimbar Jum’at — kita bahwa setiap pagi ada dua malaikat yang turun lalu yang satu berdoa “Ya Allah berikan orang yang berinfaq gantinya” dan lainnya berdoa, “Ya Allah berikan kepada orang yang menahan kehancuran”.
Keterangan ini terdapat pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari (hadits no 1442) dan imam Muslim (hadits no 1010) dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu
Berinfaq artinya memberikan kebaikan kepada orang lain. Sifatnya umum mencakup berbagai bentuk kebaikan. Sebab itu dalam hadits tersebut tidak ada obyeknya agar setiap orang dapat memberikan kontribusi dari potensi yang dia miliki.
Harta, jabatan, ilmu, pasilitas, waktu, skill, ide, gagasan, jaringan, tenaga dan lain sebagainya adalah bentuk kebaikan yang dapat diinfaqkan.
Disinilah pentingnya kolaborasi. Sebab kesempurnaan tidak akan terdapat pada satu orang atau pada satu kelompok orang. Kesempurnaan itu milik Allah. Ada orang yang punya banyak harta tapi kurang dari sisi ilmu. Atau sebaliknya punya ilmu tapi kurang hartanya.
Jika ada seorang pemikir yang memiliki ide dan gagasan yang baik, dia tidak bisa mewujudkan idenya itu dengan dirinya sendiri. Tapi ia harus menggandeng hartawan untuk membiayai idenya, merekrut pejabat untuk memudahkan urusannya, mengajak para ilmuwan untuk mendiskusikan idenya, merangkul technokrat dan tenaga ahli lainnya untuk merealisasikan gagasannya dan tentunya ia membutuhkan tenaga untuk diajak bekerja.
Semakin besar ide dan gagasannya semakin banyak dana dan orang-orang yang berkontribusi di dalamnya.
Hadits ini mendorong kita untuk dapat memberikan kontribusi yang dapat dirasakan orang lain dari potensi yang sudah Allah karuniakan. Dengan demikian ia akan mendapatkan ganti.
Dan ganti disini sifatnya umum, artinya pelaku kebaikan tersebut akan mendapatkan imbalan berupa kebaikan juga.
Ganti tersebut Bisa berbentuk harta, uang, pekerjaan, bantuan orang lain, kemudahan, terhindar dari bencana, anak-anak yang sholeh dan lain sebagainya. Dan biasanya ganti tersebut sesuai dengan kebutuhan kita saat itu, dan tidak harus sesuai dengan kemauan kita.
Sebaliknya, mereka yang memiliki potensi harta, jabatan, ilmu, pasilitas, skill, ide, gagasan, jaringan, tenaga dan lain sebagainya harta, jabatan, ilmu, waktu, pasilitas, skill, ide, gagasan, jaringan, tenaga dan lain sebagainya, tapi enggan berbagi, bahkan ditahannya untuk dirinya sendiri, maka orang tersebut akan mendapatkan kehancuran.
Kehancuran di sini bisa berbentuk hilangnya harta, kebangkrutan, lepasnya jabatan, sakit, kecelakaan, keluarga berantakan, selalu dalam kesulitan dan lain sebagainya. Dan biasanya kehancuran ini datang pada saat yang tidak dikehendaki.
Sebab itu, sekecil apapun potensi yang ada pada kita harus kita salurkan untuk kebaikan orang banyak, walau sekedar penunjuk jalan. Sebab manfaatnya akan kembali kepada kita jua di dunia dan akhirat. Syaratnya ikhlash
Jika engkau menghendaki, bacalah surat Al-Lail ayat 5 sampai dengan ayat 10.