Setelah Menulis Obituari Ahmad Muslimin, Aktivis PRD M. Saddam Wafat

0

Saddam tercatat pernah jadi Ketua Eksekutif Kota LMND Bandarlampung. Keaktifannya berorganisasi di organisasi watak berlawan ini pula yang buatnya berasyik masyuk dengan pergerakan sosial politik kerakyatan lazimnya aktivis kiri. Tak terasa tujuh tahun lamanya dia studi, baru bersemat toga wisuda di 2016.

Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun. Salah satu kader alumni Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND) Lampung juga kader PRD sejawat Ahmad Muslimin dan kemarin sempat menulis obituari kepergian Ahmad, Saddam Cahyo, berpulang Minggu pagi (29/12/2024).

“Telah berpulang ke Rahmatullah, Kawan/Sahabat/Saudara M. Saddam Sapta Cahyo bin Samsi di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Jawa Barat, pukul 06.45 WIB,” warta lelayu 22 menit kemudian, kiriman eks Ketua LMND Lampung Isnan Subkhi.

“Semoga diampuni segala dosa-dosanya, dilapangkan kuburnya. Ditempatkan di surga. Serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan,” tulis Isnan, kini bekerja di Dinsos Bandarlampung, yang bersama almarhum Saddam Cahyo, dan mantan Ketua LMND Lampung juga Ketua KPW PRD Lampung 2011-2012 Dewa Putu Adi Wibawa, dilantik bareng jadi kader PRD circa 2008 silam.

Terkonfirmasi dari unggahan perdana ibunda Lusi Marlisa, kabar mengagetkan ini sontak sembilu. Sejawat Saddam lintas genre di grup koordinasi LMND Lampung dan Keluarga Besar Rakyat Demokratik (KBRD) Lampung nyata kehilangan tak terduga, kuasa Ilahi itu.

Saddam yang semasa hidup acap menyingkat nama menjadi M. Saddam SS Cahyo, lahir di Bandarlampung, Selasa 6 November 1990.

“Dianugerahi nama panjang Muhammad Saddam Solihin Sapta Dwi Cahyo, sebagai hasil perdebatan para tetua darah daging yang sama berkeras ingin eksis lewat keturunannya,” tulis blog pribadinya.

Karateka penggila barang antik, vespamania, pehobi membaca, menulis, dan ‘membincang semuanya’ ini mengenyam pendidikan di dua TK dan tiga SD negeri beda kota. Usai lulus dari SMPN 5 Bandarlampung lanjut SMAN 1 Bandarlampung, dari kedua sekolah inilah dia terlibat aktif kegiatan ekstrakurikuler karate.

Belajar berlatih berprestasi di perguruan karate anggota FORKI, Kushin Ryu M Karatedo Indonesia (KKI) yang mengantarnya hingga jadi mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lampung (Unila), melalui jalur PKAB, 2008.

PKAB ini jalur tanpa tes penentu kelulusan calon mahasiswa berdasar prestasi akademik dan/atau non akademik, jalur rekrutmen camaba di Unila selain SNMPTN kini Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Beruntung, membaca dan berdiskusi; budaya lekat di keluarga kecilnya, hingga munculkan minat belajar jadi penulis sekaligus aktivis.

Minat bergolak itu giring dia berorganisasi. Ia memilih belajar menulis di Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM) Teknokra Unila dan lanjut belajar banyak hal di LMND Lampung.

Kader literatif yang paten, Saddam ogah jauh menilik obyek penulisan skripsinya. Satu judul terpilih, yakni Ideologi Sosialisme Indonesia: Perspektif Partai Rakyat Demokratik (Studi pada Komite Pimpinan Wilayah Partai Rakyat Demokratik/PRD Lampung) turut dia sumbang jadi literatur sejarah perjuangan PRD.

Terhitung aktif di jejaring Ikatan Alumni (IKA) FISIP Unila 1984-2024, Saddam termasuk dari 39 kontributor tulisan kisah pengalaman kurun kuliah, di buku antologi Romantika di Kampus Oranye: Dinamika FISIP Universitas Lampung dari Kisah Alumni, buku 277 halaman terbitan Pustaka LaBRAK dan IKA FISIP Unila, dieditori sastrawan alumnus Ilmu Pemerintahan FISIP Unila 1990 Zulkarnain Zulbairi, Maret 2022.

Baca Juga :  Antisipasi Tindakan Curanmor, Polda Lampung Himbau Masyarakat Titipkan Kendaraan di Kantor Polisi Terdekat Selama Nataru

“Menulis adalah pertarungan hidup mati bagi seorang pendekar,” tulis quotes pria tambun pekacamata yang memfavoritkan Arus Balik, novel mahakarya Pramoedya Ananta Toer ini.

Secara spesifik, dalam antologi itu Saddam menulis “Obituari: M Yusuf Rizal dan Tragedi UBL Berdarah 28 September 1999” yang dia tulis 18 Maret 2022, sehari menjelang momen 24 tahun Tragedi Gedong Meneng Berdarah 19 Maret 1998, aksi massa mahasiswa Unila usung tuntutan Turunkan Harga dan Turunkan Soeharto yang berakhir bentrokan berdarah dengan polisi-tentara berujung penyanderaan 8 pamen Polda Lampung di dalam kampus berbuah barter pembebasan mahasiswa demonstran yang ditangkap dan dibawa ke Mapolresta Bandarlampung masa itu.

Saat di LMND, rekam jejaknya menunjukkan keaktifan di pelbagai aksi massa perlawanan menentang penindasan ekonomi politik atas kaum papa, terhadap rakyat miskin, juga advokasi paralegal.

Jejak kepenulisan Saddam lainnya, era COVID antara lain dua artikel opininya, “Perspektif Sosial Kepahlawanan”, dan “Lagu Pembakar Jiwa Kepahlawanan Anak Bangsa”, dimuat di Diksimerdeka.com, 19 November 2021.

Juga dua resensi, yakni buku “Memahami Ideologi Besar Dunia: Buku Pemikiran Politik Barat” karya Firdaus Syam (ditulis 27 Oktober 2024), dan “Risalah Urat Tunggang Pantjasila” karya Buya Hamka terbitan Pustaka Keluarga Djakarta yang dia tulis 25 November 2024.

Disela kesibukan, Saddam rutin merawat perkawanan dengan jejaring aktivis alumni Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID), gerbong pendiri dan underbouw PRD, LMND, dan PRD di kawasan Jabodetabek, mukim dia hingga akhir hayat.

Melalui eks aktivis SMID Surakarta, pengurus KPP PRD, Direktur INCREASE Kelik Ismunanto; pendiri media daring Merdika.id, Saddam telah berencana kepenulisan dengan sejawat “senior” lainnya seperti eks petinggi KPP PRD lainnya, mantan Pemred ‘Pembebasan’ PRD dan situs Berdikari Online, pendiri Paramitha Institute, kini Pimred Merdika.id, Rudi Hartono. Serta, mantan Ketua Umum LMND kini Dewan Redaksi, Indrayani Razak bersama Winuranto.

Di Merdika, opini Saddam berjudul “Ki Hadjar Dewantara: Pancasila, Jiwa Bagi Bangsa dan Negara Indonesia, edisi 26 Desember lalu, menjadi dua buah tekun terakhir menulisnya, bersama obituarinya tertarikh 28 Desember kemarin tentang kepulangan Ahmad Muslimin.

Belasungkawa Mereka yang Kehilangan

Kabar wafatnya Saddam segera tersiar luas. Sejumlah mantan Ketua LMND Lampung ikut terkejut dan melarung belasungkawa.

Mantan Ketua LMND dan Sekretaris PRD Lampung, Riski Oktaria Putra, yang baru sepekan lalu kongkow bareng di Jakarta, melukiskan kesedihannya kehilangan sobat, Minggu pagi, 09.04 WIB.

“Selamat jalan camerad M. Saddam Cahyo. Tepat seminggu yang lalu, kami jumpa ditengah kesibukan dan tugas beliau bumikan nilai-nilai Pancasila sebagai ASN di BPIP. Beberapa waktu lalu sebelum menuliskan obituari mendiang Ahmad Muslimin (Cak Ahmad kami akrab memanggilnya) kami masih berdiskusi mengenai keuletan dan ketekunan almarhum Cak Ahmad,” obituari rekan Saddam,

“Sungguh Minggu pagi yang pilu, dengar kabarmu kini telah tiada Bung. Seorang kawan, seorang mentor, guru, orang yang kalo dikeluhin apapun soal organisasi pasti dengan cepat tanggap, seorang yang gak bisa dengar ada kawan sedang kena musibah terima kasih atas waktu yang singkat telah kenal sosokmu Bung. Selesai sudah tugasmu, damai, damai Bung damai, nirwana tempatmu. Tuntas sudah tugasmu di Bumi manusia,” sedih Riski.

Baca Juga :  Badan Legislasi DPR RI Kunjungi Lampung, Bahas RUU Perubahan Perlindungan Pekerja Migran

Senada, mantan Ketua LMND Lampung/Sekretaris PRD Lampung lainnya, kini Ketua JAMAN Lampung dan Koordinator FGD Desa Kawasan Hutan (DKH) Lampung, Abu Hasan.

“Selamat jalan Saddam. Allah sayang sama Saddam Cahyo dan Ahmad Muslimin. Mereka bertemu di akhirat kelak, bercerita tentang kebaikan dan bercerita tentang tugas di dunia untuk kemaslahatan umat kepada Sang Pencipta Allah SWT. Insyaallah malaikat mencatat seluruh amal perbuatan Saddam dan Ahmad. Aamiin,” tulis Abu Hasan.

“Kemarin beliau masih sempat nulis obituari almarhum Ahmad Muslimin. Semoga jannah dan ridha Allah untuk adinda Saddam. Allahumagh firlahu warhamhu wa’afihi wa’fu’anhu,” takzim mantan Ketua Komite Advokasi Gerakan Rakyat (Tegar) dan Direktur LBH Rakyat (LBHR) Lampung kini Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Lampung, Yozirizal.

Aura duka mendalam, menggelayuti pula sejumlah eks Ketua KPW PRD Lampung. Seperti Ketua KPW PRD Lampung pertama era Pemilu 1999 kini Komisaris Utama Mitra Tani, Mahendra Utama, ketua kedua era Gus Dur Cahyalana, mantan sekretaris era Gus Dur lanjut ketua ketiga Anwar Syarifudin, dan ketua keempat kini advokat tenar di Jakarta Fajar Lesmana. “Kemarin mengirim tulisan yang sangat menyentuh,” ujar Anwar.

Berikut, ketua keenam kini manajer agensi properti/redaktur Bongkar Post Nopriansyah, ketua ketujuh Rakhmat Husein Darma Cane.

“Ya Allah, Saddam. Baru kemarin bini gua netesin air mata baca tulisan elu tentang kematian Ahmad, sekarang elu yang nyusul. Ya Allah, ampuni semua dosa-dosanya ya Allah,” tulis Husein sapaan eks aktivis UKMBS UBL, Jakker underbouw budaya PRD, Ketua KPW PRD Lampung 2005-2007 kini Wakil Ketua Bidang Media dan Komunikasi Partai NasDem Lampung ini amat terpukul, semula tak percaya kabar ini.

“Semoga senantiasa dalam ridho-Nya Allah, dijauhkan dari siksa kubur malam pertama,” luruh mantan aktivis SMID dan PRD Lampung, serta anggota DPRD Kabupaten Pesawaran 2009-2014, Usman Hendrawan.

Seturut, ketua PRD Lampung ke-12 Arfan BP, eks PRD Way Kanan Jasurah, Sayuti, dan Sungkono; aktivis Komite Perempuan Anti Militerisme (KPAM) Lampung Yuli Marlianti, aktivis SMID-PRD kini dosen di Pekanbaru Putra Budi Ansori, mantan aktivis Dewan Pelajar Lampung (Depel) Rahmad dan Arifin, eks Ketua dan Sekretaris PRD Lampung Tengah Bastari dan Novrianto, mantan aktivis Kaum Miskin Kota Untuk Revolusi Demokratik (KASTARED) sayap miskin kota PRD Lampung Binsar Hamonangan, serta aktivis Dema Unila 1998-2001 Ariana Suciati.

Berduka lainnya, eks aktivis STN underbouw tani PRD Purnama Hidayah, aktivis PRD kini ASN Pemprov Lampung Puji Lestari, mantan aktivis Dema Unila, PRD Bandarlampung, dan politisi Partai Hanura, Bella Suzantina. “Masih keinget buku yang dia berikan ke aku, jadilah itu sebagai kenang-kenangan,” kenang Bella.

Berikut, mantan Ketua Dema UBL kini Kepala UPTD TPA Bakung Dinas Lingkungan Hidup Bandarlampung Setiawan Batin PD, mantan Direktur Eksekutif LBHR kini advokat Polda Lampung Yulizar Fachrurozi Triassaputra, eks aktivis LMND-PRD kini GM RadarTV Lampung Hendarto Setiawan; eks LMND-PRD dan eks Kades Karang Sakti Kecamatan Muara Sungkai Lampung Utara Amir Harmidan beserta Ulpa Yanti istrinya juga alumni LMND.

Baca Juga :  Walikota Bandar Lampung Hj. Eva Dwiana Pimpin Apel Pasukan Operasi Ketupat Krakatau 2025

Cahaya Ilahi, disemaikan belasungkawa kader LMND-STN, kini anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Kabupaten Pesisir Barat, Gede Kadek Hartawan. “Tenang di sana kawan Saddam, cahaya Ilahi menyelimutimu,” takzim Kadek.

“Ya Allah, satu per satu kawan-kawan sudah mulai pergi. Turut berduka cita,” larung eks aktivis PRD, Koordinator KPAM, pengurus PP Gerakan Pemuda Kerakyatan, kini Ketua DPD Real Estate Indonesia (REI) Lampung, Yuliana Gunawan.

Lainnya, eks Ketua Dewan Tani Lampung (DTL) Nonha Sartika, eks aktivis SMID-PRD Daniel Nugroho, aktivis PRD kini aktif di Partai Rakyat Adil Makmur (PRIMA) Riau Antoni Fitra; eks aktivis Dema Unila, PRD Bandarlampung dan Ketua Umum STN kini Pinum Monologis.ID Dedi Rohman; eks Ketua Forum Mahasiswa Lampung (Formala) Harun Jaya, eks Ketua LMND UBL Rusli Kholil, eks Sekretaris PRD Lampung kini Pimred Inihari.ID Ferry Susanto dan istrinya, eks aktivis KPAM Rita Rahmat, serta eks Koordinator Keluarga Mahasiswa, Pemuda, Pelajar dan Rakyat Lampung (KMPPRL) kini advokat Tomi Samantha.

“Semoga husnul khotimah,” doa mantan aktivis Dema Unila, LMND, KPAM, dan PRD Bandarlampung kini pebisnis jasa umroh berbasis di Balikpapan, Laela Achmad.

“RIP kawan Saddam Cahyo. Lu orang baik,” testimoni mantan aktivis UKMBS UBL dan Jakker, musisi pencipta lagu kerakyatan, pendiri/vokalis RedFlag Dompak H Tambunan.

Dari Jakarta, salah satunya, Sekjen Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia (FNPBI), underbouw buruh PRD, Supriyadi Prasetyo, larut doakan.”Selamat jalan kawan, sahabat, saudara Saddam Cahyo. Semua doa yang terbaik untukmu. Semoga amal ibadahmu diterima dan ditempatkan di tempat yang terbaik disisi-Nya. Aamiin,” tuturnya.

Melalui Isnan Subkhi, informasi dari keluarga, jenazah mendiang Saddam akan dimakamkan di Lembang, Bandung, Jawa Barat.

Hingga ajal menjemput selain masih berstatus mahasiswa S2 Ilmu Politik Universitas Nasional (Unas) Jakarta, sejak 2019 Saddam yang menggilai lagu-lagu Sanggar Satu Bumi (JAKER) dan film Max Havelaar ini, tercatat bekerja sebagai ASN. Analis Kelembagaan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

“Tapi Tuhan sudah menetapkan, sore hari kemarin, 26 Desember 2024 tugasnya mewarnai dunia dicukupkan. Dengan nama yang harum mewangi, dan tercium banyak kalangan handai taulan yang merasai kehilangan sosoknya. Dalam kedamaian hakiki, beristirahat panjang,” petikan muara obituari mendiang 27 Desember 2024 atas kepergian Ahmad Muslimin.

Hari ini, petikan obituari itu tertuju baginya. Habis sudah, pekik “Hidup Rakyat!”, olehnya.

“Satu persatu kawan berangkat menuju perjuangan berikutnya,” pilu mantan aktivis Depel, Serikat Rakyat Miskin Kota (SRMK) Bandarlampung dan Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) Lampung, ketua ke-10 PRD Lampung kini advokat cum pengurus Partai Demokrat Lampung sekaligus Koordinator KBRD Lampung, Ali Akbar.

Keluarga besar Helo Indonesia turut berduka. Semoga lahir Saddam-Saddam berikutnya. Selamat beristirahat, Saddam Cahyo. Salam #berkawanselamanya, Salam Pancasila! (Muzzamil)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini