Muhammad Junaidi : Dualisme Kepanitiaan Faktor Penghambat Proses Pemekaran DOB Natar Agung

0

nataragung.id – Bandar Lampung – Usulan Proses Pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Natar Agung sudah dilakukan sejak tahun 2009. Kepemimpinan Bupati juga sudah silih berganti. Kabar yang berhembus bahwa di akhir masa jabatannya Bupati Nanang Ermanto telah membuat rekomendasi persetujuan Pemekaran Natar Agung kepada DPRD Lampung Selatan untuk ditindak-lanjuti sesuai mekanisme yang berlaku. Pada sisi lain, sedikitnya sudah dua kali pasangan Bupati terpilih Egi-Syaiful dalam debat kandidat turut berjanji untuk mengawal proses pemekaran Natar Agung.

Menurut Muhammad Junaidi, SH. Anggota DPRD Provinsi Lampung daerah pemilihan Lampung Selatan yang juga ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Lampung Selatan, dirinya percaya dengan janji Egi-Syaiful yang akan mewujudkan pemekaran karena hal tersebut sudah disampaikan dalam janji kampanye.
Ia mengatakan dirinya termasuk orang yang percaya akan kata-kata pemimpin sampai dibuktikan lain.

Baca Juga :  Hasto Kristiyanto di Tahan KPK, Megawati Instruksikan Kepala Daerah PDIP Tunda Keikut-sertaan Dalam Retreat

Ia menyarankan agar semua pihak memberikan ruang kepada Bupati-Wakil Bupati terpilih untuk berperan serta dalam momentum dan proses pemekaran. “Toh sebentar lagi akan ada pelantikan, sebaiknya semua pihak bersabar,” katanya.

Jika semua pihak bersabar, masih menurut Bang Jun, Bupati dan Wakil Bupati terpilih, sebaiknya dalam mengawali proses pemekaran harus membentuk panitia baru pemekaran, yang merepresentasikan tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh agama dari lima kecamatan yang akan masuk dalam wilayah pemekaran kabupaten baru.

Dirinya mengungkapkan secara history di Kecamatan Natar ada Desa Rulung Helok, Mandah, Haduyang, Muara Putih, Merak Batin, Pemanggilan, Negara Ratu dan Hajimena yang merupakan kampung adat.
Sementara di Jati Agung meskipun telah kehilangan jati diri, ada Bumi Harta, Gedung Harapan, ada Karang Sari yang merupakan penduduk awal bersuku Lampung. Sementara di Tanjung Bintang juga ada penduduk bersuku Lampung yaitu di Umbul Selawi.
Pada lima kecamatan calon Pemekaran ada juga suku lain yang tentu ada tokoh-tokohnya sebagai pendatang seperti di desa tua Ogan, Semende dan juga Jawa. Ada juga Pesantren-pesantren yang memiliki kyai-kyai dan ulama-ulama terkemuka. “Karena itu, panitia harus merepresentasikan hal tersebut,” papar Junaidi.

Baca Juga :  Eggi -Syaiful Tebar Janji Untuk Memekarkan Calon DOB Natar Agung. Nanang-Antoni : Kami Sudah Anggarkan - MAJALAH NATAR AGUNG.

Setelah panitia besar terbentuk, barulah kemudian hal-hal teknis disusun dan di bicarakan bersama dengan Bupati terpilih. Itu akan terwujud jika semua pihak termasuk kepanitiaan yang ada, mau bersabar dan tidak mengedepankan ego masing-masing.

Kendala lainnya menurut Junaidi, selain karena masih adanya moratorium juga belum terbangun kesadaran bersama tentang perlu atau tidaknya pemekaran dimaksud dan akar history yang belum di amplifikasi.
Ia mencontohkan secara history Pesisir Barat, Tubaba dan Mesuji memiliki akar keadatan dan budaya yang sama sehingga kesadaran bersama untuk membangun daerahnya membuncah dan berjibaku untuk mewujudkan kabupaten baru.
Di masa lalu Pesisir Barat ada Marga Krui Punggawa Lima. Di Tubaba ada Marga Buay Bulan dan lainnya. Sementara di Mesuji ada marga Buay Mesuji. Sedangkan di Kabupaten Pesawaran ada orang Pubian dan Pesisir di Marga Way Lima, Marga Tegineneng dan lain-lain.

Baca Juga :  Peringati HUT Lampung Selatan Ke 68, Paripurna DPRD Sepi Tamu Undangan. 31 Anggota Dewan Absen - MAJALAH NATAR AGUNG.

Karena itu, khusus di Natar Agung hendaknya ada kekompakan, baik dari seluruh warga masyarakat pada lima kecamatan untuk membentuk panitia yang mempunyai satu kesepahaman. “Kompak aja perjalanannya masih panjang, apalagi ada dua panitia seperti saat ini,” ucap Ahmad Junaidi sambil tersenyum mengakhiri penjelasannya.

Editor : SyahidanMh

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini