nataragung.id – BANDAR NEGARA – Tak pernah terbayangkan oleh para sahabat Rasulullah Saw saat itu bahwa dunia yang luas ini akan seperti sebuah desa kecil. Jarak yang jauh didekatkan dan waktu yang lama dipersingkat.
Perjalanan jarak Jakarta – Mekah sekitar 8000 km dulu di tempuh berbulan-bulan, saat ini bisa ditempuh 9 atau 10 jam dengan pesawat.
Berita yang terjadi di belahan bumi manapun, bisa sampai ke kita dalam hitungan detik.
Begitu juga ujian dan fitnah. Bisa jadi di zaman Rasulullah Saw intensitasnya tidak terlalu banyak, Sehingga apabila diantara mereka mengerjakan sekecil apapun dosa, sangat terasa. Bagi para sahabat ra meninggalkan sunah atau mengerjakan dosa kecil sudah dianggap dosa besar yang menghambat masuk surga.
حديث أنس قال: “إنكم لتعملون أعمالاً هي أدق في أعينكم من الشعر، كنا نعدها على عهد رسول الله ﷺ من الموبقات”[1]، رواه البخاري.
Anas Ra berkata, ” Kalian mengerjakan suatu perbuatan yang lebih halus dari sehelai rambut, dulu kami menghitungnya sebagai mubiqoat (dosa besar penghambat masuk surga)” [HR imam Muslim]
Sahabat Umar Ra menginfaqkan sebidang kebun kurmanya, hanya disebabkan ia tertinggal shalat ashar berjamaah karena sebab mengagumi kebunnya tersebut.
Seorang sahabat sangat merasa bersalah dan bersumpah tidak akan membersihkan darah dari di hidungnya yang terbentur tembok karena matanya terpesona melihat kecantikan seorang wanita sampai dia bertemu Rasulullah Saw
Namun saat ini fitnah dan kejahatan sudah seperti potongan malam yang gelap, saking banyak dan intensitasnya begitu tinggi. Pagi hari beriman, sore sudah berubah menjadi kufur, atau sore beriman, paginya sudah kufur seperti yang diramalkan Rasulullah Saw dalam sebuah haditsnya yang diriwayatkan oleh imam Muslim dalam shahihanya dari Abu Hurairah ra.
Shubuh khusu’ di masjid, siang korupsi di kantor.
Allah dan Rasul-Nya mengetahui bahwa zaman seperti itu akan datang, maka dengan Rahman dan Rahim-Nya Allah menyiapkan sarana yang lengkap agar sebagian dosa-dosa yang dilakukan terhapuskan secara otomatis.
Ada shalat lima waktu, yang menghapus dosa yang dikerjakan di antara shalat lima waktu tersebut. Ada shalat Jumat yang menghapus dosa sepekan yang lalu dan ditambah 3 hari berikutnya. Ada puasa ramadhan yang menghapus dosa yang dikerjakan di masa lalu. Ada puasa hari Arafah yang menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Ada puasa 10 Muharam yang menghapuskan dosa setahun yang lalu. Ada syariat wudhu yang mengeluarkan semua dosa yang dikerjakan oleh anggota wudhu. Ada langkah kaki ke masjid yang menghapus dosa sebanyak langkah kaki tersebut.
Bahkan ada banyak dzikir-dzikir yang menghapuskan dosa walau dosa tersebut sebanyak buih di lautan atau lari dari peperangan.
Dosa itu pasti, kesempatan bertaubat terbuka lebar dan ampunan Allah sangatlah luas. Karenanya pesan Rasulullah Saw” ikuti perbuatan buruk dengan melakukan perbuatan baik, niscaya perbuatan baik akan menghapus perbuatan buruk tersebut” _°
Penulis adalah Anggota Majelis Syura DDII Propinsi Lampung, tinggal di Pemanggilan, Natar.