Catatan Lepas Gunawan Handoko, (Pensiunan PNS) : Proposal Lebaran

0

nataragung.id – BANDAR LAMPUNG – Ini pengalaman saya dulu, ketika masih aktif sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan pegang jabatan struktural kecil-kecilan.

Setiap memasuki hari ke 15 Ramadhan, saya (dan juga banyak rekan PNS yang lain) tidak berani masuk kantor lagi. Dipastikan bakal banyak teman-teman yang mencari untuk menanyakan proposal yang sudah mereka kirim beberapa waktu lalu. Perihalnya hampir sama, yakni permohonan bantuan untuk acara buka puasa bersama dan bantuan THR untuk pengurus dan anggotanya.

Untuk acara buka puasa dan THR rincian biayanya berkisar antara 5 sampai 10 juta rupiah, angka yang cukup besar waktu itu. Meski sudah berusaha menghindar, masih aja ada di antara mereka yang datang ke rumah untuk menanyakan realisasi dari proposal yang telah disampaikan, seperti teman yang satu ini :

”Bagaimana Bang dengan proposal kami, sudah bisa cair?”, tanya teman setelah basa-basi sebentar.
”Atas nama siapa Dik?”, tanya saya sambil membuka jepitan map.
”LSM Bang….”.
”Iya ….LSM apa namanya? Ini LSM semua…”
”Pemberantasan Korupsi Bang. Nah…itu yang pakai kop warna merah Bang..”
”Ini rata-rata pakai nama anti korupsi Dik”.

Baca Juga :  Kok Bisa? Konsumsi Madu Murni Dapet Bonus Umrah?

”Jadi kapan bisa saya terima Bang?”.
”Saya nggak bisa janji Dik, karena sumber uangnya pun memang nggak ada…”
”Tapi tolong lah Bang, karena kami sudah terlanjur nyebarin undangan untuk acara buka puasa bersama malam Minggu besok…”
”Itu kerjaan nekat namanya Dik”.
”Kok Abang bilang begitu, nekat bagaimana Bang?”.
”Bagaimana nggak nekat, lha uangnya aja belum ada, kok sudah berani-beraninya nyebar undangan…”
”Kami modal yakin aja Bang, yang namanya bersedekah pasti ada aja jalannya…”

”Dik, yang lazim bersedekah dan melakukan amal jariah itu orang yang sudah berkecukupan. Lalu mereka sisihkan sebagian harta yang dimilikinya untuk membantu kaum dhu’afa.”
”Tapi kami sudah terlanjur nyebar undangan Bang, nggak enak mbatalinnya. Bantu lah Bang, separoh jadilah….”
”Masalahnya bukan separoh atau seperempat Dik, tapi darimana saya uang? Apa anda tega kalau saya ambil dari uang gaji saya?”

”Tapi Abang ’kan pegang proyek, masa sih nggak bisa disisihkan sedikit..”
”Betul Dik, tapi tidak ada mata anggaran untuk bantuan buka puasa maupun THR”.
”Pasti mata anggarannya nggak mungkin ada. Tapi bisa di ’suit’ dari pos yang lain. Pinter-pinterlah Abang ngaturnya..”

Baca Juga :  DUNIA WANITA - 9 Tips Hilangkan Stres Pada Wanita, Nomor 6 Paling Ampuh

”Itu yang namanya penyimpangan Dik. Saya nggak mau nanti kalian kirim surat ke Penegak Hukum gara-gara ini…”
”Nggak mungkin lah Bang, apalagi kalau Abang sudah bantu LSM kami..”
”Yang pasti sampai hari ini saya belum punya anggaran untuk membantu, bahkan uang persiapan untuk lebaran sendiri aja belum ada”

”Jadi kira-kira kapan Bang, ini sudah pertengahan puasa?.
”Saya nggak bisa janji kapan Dik, karena bayangan sumber uangnya pun belum ada..”
”Wah…bisa celaka kami Bang kalau sampai acara buka puasa batal…”
”Kenapa kok celaka, ya nggak lah. Harus ada siasat baru supaya kalian tidak malu…”
”Maksud Abang, siasat bagaimana?
”Buat aja surat susulan, meralat undangan terdahulu. Isinya bahwa acara yang semula direncanakan di gedung apa, di ubah lokasinya bertempat di Masjid Agung Al-Furqon”
”Tapi kami ’kan harus bertanggungjawab untuk penyediaan makanannya Bang?”
”Nggak usah repot-repot Dik, disana nanti makanannya sudah tersedia beraneka macam…”

Baca Juga :  Epithumia dan Program Makan Bergizi Gratis

”Bagaimana dengan proposal yang lainnya ini Bang? Kebetulan ada punya adik aku dan punya isteri…”, ucapnya setelah sempat diam sejenak.
”Semua bernasib sama, masuk daftar tunggu. Maksudnya tunggu ada rejeki nomplok”.
”Tapi tetap diusahakan lah Bang”
”Usaha sih pasti Dik. Untuk sekedar kalian tahu aja, bahwa kami-kami para PNS ini cuma dapat THR dari kantor 200 ribu rupiah. Itupun belum jelas kapan diterimanya”.

”Sedih juga ya Bang?”
”Nggak juga Dik, kenapa harus sedih. Lebaran kan bukan untuk berfoya-foya. Nikmati apa yang ada hari ini……”
”Jadi beneran nggak bisa bantu Bang. Berapa lah….”
”Ini bulan puasa Dik, nggak mungkin saya berbohong. Anda kenal saya kan sudah lama?”
”Ya sudah lah Bang, saya permisi dulu. Semoga Abang mendapatkan rejeki..”
”Aamiin. Buka puasa disini aja Dik, sebentar lagi adzan maghrib”.
”Terimakasih Bang, lain kali saja….” (***)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini