nataragung.id – PESAWARAN – Pemerintah Provinsi Lampung bersama sejumlah pemangku kepentingan melaksanakan kegiatan “Penanaman Mangrove Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta Pemasangan Appostrap di Provinsi Lampung” yang berlangsung di kawasan Tambak Seribu milik PT Indokom Samudera Persada, Dusun Seribu, Desa Gebang, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Kamis 8 Mei 2025.
Kegiatan ini dihadiri oleh sekitar 100 peserta secara hybrid, terdiri dari unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Provinsi Lampung, kepala daerah pesisir, perwakilan kementerian, pimpinan OPD, akademisi, pelaku usaha dari sektor perikanan, pertanian, perhotelan, transportasi, serta organisasi lingkungan dan LSM. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan antara pelaku usaha dan Pemprov Lampung dalam pertemuan “Silaturahmi dan Koordinasi Program Sister City Sektor Kelautan dan Perikanan” yang digelar pada 22 Maret 2025 di Hotel Golden Tulip.
Dalam sambutannya, Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, mengutip Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 41 untuk menekankan pentingnya tanggung jawab manusia dalam menjaga kelestarian alam. “Kegiatan penanaman mangrove ini menjadi salah satu bentuk nyata kepedulian kita terhadap bumi dan upaya memperbaiki kerusakan lingkungan,” ujarnya.
Setidaknya 2.000 bibit mangrove ditanam dalam kegiatan ini, melengkapi penanaman yang telah dilakukan di tujuh kabupaten/kota pesisir sebelumnya. Penanaman mangrove dilakukan menggunakan teknik guludan bambu dan karung goni ramah lingkungan agar tanaman tetap tumbuh optimal meski di perairan yang cukup dalam.
Selain penanaman mangrove, kegiatan ini juga menampilkan teknologi inovatif Appostrap — sistem pengaman pantai berbahan dasar ban bekas yang disusun memanjang di garis pantai untuk menahan abrasi dan menciptakan endapan pasir serta lumpur. Teknologi ini telah dipatenkan oleh Kementerian Hukum dan HAM, dan sebelumnya telah diterapkan di Pantai Ciparage sejak 2022. Penelitian dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya turut membuktikan efektivitas Appostrap dalam meredam gelombang laut dan mendorong pertumbuhan mangrove di belakang area pemasangan.
Gubernur Lampung menegaskan bahwa kegiatan ini harus menjadi contoh kolaborasi lintas sektor dalam mendukung rehabilitasi pesisir dan mengurangi dampak perubahan iklim. Ia juga menekankan pentingnya integrasi ekosistem mangrove dengan kawasan budidaya tambak sebagai salah satu syarat ekspor ke negara-negara mitra seperti Tiongkok.
“Upaya ini tidak boleh berhenti di sini. Ini harus menjadi gerakan masif yang melibatkan seluruh pelaku usaha sebagai bentuk tanggung jawab bersama terhadap keberlanjutan lingkungan pesisir kita,” pungkasnya. (wapp)