Mesin Ketik Tempo Dulu – Tak Bisa di Retas Tak Bisa di Sadap

0

nataragung id – JELAJAH NUSANTARA – Di era layar sentuh dan papan ketik digital yang nyaris tanpa suara, ada satu bunyi yang dulu begitu khas dan penuh wibawa: “tak-tak-ting!” suara mesin ketik saat satu baris kalimat selesai dituliskan. Mesin ketik pernah menjadi tulang punggung dunia administrasi dan komunikasi. Dari meja redaksi hingga kantor pemerintah, alat ini tak tergantikan selama puluhan tahun.

Mesin ketik pertama kali dipatenkan pada tahun 1868 oleh Christopher Latham Sholes bersama rekannya, Samuel Soule dan Carlos Glidden. Penemuan ini kemudian diproduksi secara massal oleh perusahaan Remington pada tahun 1873 dengan nama “Remington No. 1”. Salah satu inovasi terbesarnya adalah susunan huruf QWERTY pada papan ketiknya, sebuah desain yang hingga kini masih digunakan di komputer dan ponsel pintar kita. QWERTY awalnya dirancang untuk mencegah batang huruf saling bertabrakan saat mengetik cepat, sebuah solusi mekanik yang kemudian bertahan melintasi zaman.

Baca Juga :  10 Negara dengan Waktu Puasa Terlama Dunia dan Tips Menjalaninya

Kehadiran mesin ketik membawa revolusi besar dalam dunia tulis-menulis. Dokumen-dokumen penting bisa disusun dengan lebih cepat dan rapi dibandingkan tulisan tangan. Di masa jayanya, mesin ketik adalah lambang efisiensi dan profesionalisme. Suara ketukannya mengisi kantor-kantor, redaksi koran, dan meja penulis di seluruh dunia.

Namun seiring waktu, kehadiran komputer mulai menggeser posisinya. Dunia berubah, dan mesin tik perlahan mundur ke balik lemari, gudang, atau museum. Tapi pesonanya tak pernah benar-benar hilang. Banyak penulis dan kolektor masih setia menggunakan dan merawat mesin tik. Bahkan aktor kenamaan Hollywood, Tom Hanks, memiliki lebih dari 250 mesin ketik dalam koleksinya. Ia menganggap mesin tik sebagai alat tulis yang menghadirkan pengalaman menulis yang lebih “nyata” lebih taktis, lebih jujur, dan bebas dari gangguan digital.

Baca Juga :  Mengenal Masyarakat Adat Lampung Pepadun

Di Indonesia sendiri, sejarah mencatat peran penting mesin ketik dalam momen paling bersejarah: naskah asli Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik. Bukti bahwa alat ini bukan sekadar mesin, tapi saksi perubahan zaman.

Hari ini, mesin ketik memang bukan alat utama. Tapi bagi mereka yang pernah merasakan sensasi tiap ketukan tombol, tak ada yang bisa menggantikannya. Karena mesin ketik bukan cuma soal fungsi ia adalah pengalaman. Setiap huruf tercetak dengan niat, tanpa tombol “delete”, tanpa revisi digital. Menulis dengan mesin tik adalah melatih fokus, presisi, dan kejujuran dalam setiap kata.

Baca Juga :  Sesimbinan : Penyelesaian Konflik Lelaki Lampung Lewat Sepagasan

Dari berbagai sumber.
Editor : SyahidanMh

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini