nataragung.id – Bandar Lampung – Masyarakat Pubian merupakan bagian dari komunitas Pepadun, dengan akar sejarah yang merentang dari Sekala Brak, kemudian bermigrasi ke dataran tengah dan timur Lampung. Seiring perjalanan sejarah dan pertumbuhan demografis, terjadi pemekaran dan penyesuaian dalam struktur adat Pubian, baik karena faktor alamiah (perkembangan keluarga dan kampung) maupun faktor sosial-politik (kolonialisme, transmigrasi, dan dinamika administratif).
Hasilnya, dikenal empat klasifikasi besar dalam masyarakat Pubian:
1. Pubian Inti
2. Pubian Dua Suku
3. Pubian Tiga Suku (Telu Suku)
4. Pubian Bukuk Jadi
Pembagian ini tidak hanya menunjuk pada struktur suku atau garis keturunan, tetapi juga pada wilayah persebaran, tingkat otonomi adat, dan interaksi sosial di dalam dan luar komunitas Pubian.
Pubian Inti adalah kelompok yang dianggap sebagai pusat asal-usul marga Pubian. Mereka merupakan pewaris langsung dari keturunan Pa’lang, salah satu dari lima putra Umpu Serunting yang disebut dalam Kuntara Raja Niti. Pubian inti dikenal sebagai penjaga tradisi murni, masih memegang kuat nilai-nilai adat dan menjalankan struktur kelembagaan Pepadun secara utuh.
Ciri khas:
* Terdapat di wilayah Padang Ratu, Kalirejo, dan Way Pengubuan (Lampung Tengah)
* Menjaga sistem cakak pepadun dengan ketat
* Ritual adat dan upacara masih dilakukan secara lengkap
* Gelar adat diwariskan dan diberikan melalui prosesi begawi besar
Pubian Inti menjadi rujukan adat bagi varian Pubian lainnya dalam hal pengesahan gelar, konsultasi adat, dan warisan budaya.
Pubian Dua Suku adalah hasil pemekaran dari Pubian Inti yang terdiri atas dua jalur keturunan dominan, biasanya terbentuk karena pertumbuhan keluarga yang sangat besar di satu tiyuh sehingga diperlukan pemisahan struktur penyimbang atau pemangku adat.
Wilayah persebaran utama:
* Terusan Nunyai dan bagian selatan Lampung Tengah
* Beberapa bagian Tulang Bawang dan daerah pinggiran Way Seputih
Karakteristik:
* Struktur adat mengikuti model Pepadun tetapi lebih sederhana
* Terdapat dua penyimbang besar dalam satu tiyuh atau wilayah
* Beberapa gelar diberikan berdasarkan hubungan kekerabatan lateral (kiri-kanan), bukan garis vertikal penuh
* Upacara adat berskala sedang namun tetap berakar kuat pada nilai pi’il pesenggiri
Pubian Dua Suku menjaga keseimbangan antara kelenturan struktural dan kedekatan genealogis dengan Pubian Inti.
Pubian Tiga Suku atau dikenal dengan sebutan Pubian Telu Suku merujuk pada penggabungan tiga jalur suku besar yang membentuk satu sistem adat kolektif. Ini adalah bentuk sinergi dari tiga marga utama yang tetap menjaga otonomi masing-masing namun berada dalam satu kesatuan wilayah adat.
Tiga suku utama tersebut adalah:
1. Manyarakat (Minak Patih Tuha)
2. Tambapupus (Minak Demang Lanca)
3. Bukuk Jadi (Minak Handak Hulu)
Lokasi utama:
* Lampung Tengah bagian timur
* Lampung Utara
* Way Kanan
Ciri khas:
* Adat dijalankan secara bersama dalam bentuk konsensus tiga penyimbang besar
* Pembagian wilayah (kecamatan atau tiyuh) berlandaskan perimbangan suku
* Banyak terjadi dalam daerah-daerah yang dahulu merupakan sentra kolonial atau pos penghubung antar marga
Mekanisme musyawarah dalam Pubian Telu Suku menekankan asas nengah nyampur dan semangat sakai sambayan secara fungsional.
Pubian Bukuk Jadi merupakan salah satu perkembangan terbaru dalam struktur masyarakat Pubian. Bukuk Jadi awalnya adalah bagian dari Telu Suku, namun seiring dengan pertumbuhan masyarakat dan perpindahan penduduk (terutama ke wilayah selatan Lampung), kelompok ini mengembangkan struktur sosial sendiri dan menjadi komunitas adat yang kuat di wilayah urban dan semi-urban.
Wilayah utama:
* Natar dan Tegineneng (Lampung Selatan)
* Mencakup 14 tiyuh (tiyuh) adat di 12 desa.
Karakteristik:
* Sistem adat dijalankan dalam konteks modern, menyatu dengan pemerintahan desa
* Proses gelar dan upacara disesuaikan dengan kondisi sosial setempat
* Terdapat fungsionalisasi lembaga adat: penyimbang juga berperan sebagai tokoh masyarakat dan keagamaan
* Menjaga warisan adat sembari beradaptasi dengan mobilitas urban dan pendidikan modern
Pubian Bukuk Jadi menjadi wajah baru dari komunitas adat yang mampu mempertahankan tradisi dalam masyarakat modern.
Tabel Ringkasan Persebaran dan Ciri Khas.
Kelompok Pubian.
Wilayah Dominan Ciri Utama.
Pubian Inti Padang Ratu, Kalirejo Tradisi utuh, pusat rujukan adat.
Pubian Dua Suku Terusan Nunyai, Tulang Bawang.
Pemekaran kekerabatan, struktur penyimbang ganda
Pubian Tiga Suku Way Kanan, Lampung Tengah Timur. Kerjasama kolektif antar tiga suku utama
Pubian Bukuk Jadi
Natar, Tegineneng (14 tiyuh/12 desa) Adaptif, urban, tetapi menjaga gelar dan adat Pepadun
Pembagian masyarakat Pubian menjadi empat kelompok besar adalah hasil dari perkembangan sejarah, mobilitas, dan kebutuhan sosial untuk mengelola struktur adat secara efisien. Meski memiliki perbedaan dalam struktur dan wilayah, semua kelompok Pubian tetap berakar pada satu nilai bersama: pi’il pesenggiri, sakai sambayan, nemui nyimah, dan adok juluk.
Pubian Bukuk Jadi, sebagai perkembangan terbaru, adalah bukti bahwa masyarakat adat Pubian mampu beradaptasi dengan zaman tanpa kehilangan identitas leluhur. Dari hulu Skala Brak ke hilir Natar, masyarakat Pubian terus menjaga dan menafsirkan adat sebagai jalan hidup, bukan sekadar simbol sejarah. (*)
*) Penulis Adalah Saibatin dari Kebandakhan Makhga Way Lima. Gelar Dalom Putekha Jaya Makhga, asal Sukamarga Gedungtataan, Pesawaran. Tinggal di Labuhan Ratu, Bandar Lampung.