nataragung.id – Bandar Lampung – Nama Dr. Drs. H. Andi Surya, MM., MH., bukanlah nama yang asing di tengah masyarakat Lampung. Sebagai Ketua Yayasan Universitas Mitra Indonesia (UMITRA) dan Global Surya School, sekaligus mantan anggota DPRD Lampung dan DPD RI, beliau telah lama dikenal sebagai tokoh yang konsisten memperjuangkan aspirasi masyarakat. Dalam sebuah wawancara eksklusif, Andi Surya mengemukakan pandangannya yang visioner mengenai wacana pemekaran wilayah atau Daerah Otonomi Baru (DOB) Natar Agung, yang telah menjadi perbincangan hangat selama lebih dari satu dekade terakhir.
Menurut Andi Surya, DOB Natar Agung tidak lagi sebatas isu wacana, melainkan kebutuhan mendesak. Secara demografis, wilayah calon DOB ini memiliki jumlah penduduk yang lebih besar dibandingkan banyak kabupaten lainnya di Lampung.
“Ini adalah bukti nyata bahwa Natar Agung memiliki potensi luar biasa untuk menjadi kabupaten yang mandiri dan maju,” ujar Andi Surya penuh keyakinan.
Selain itu, perubahan sosial yang signifikan juga menjadi alasan kuat. Wilayah Natar dan sekitarnya telah mengalami transformasi budaya dari rural (pedesaan) menuju urban (perkotaan) sebagai dampak langsung dari pesatnya kemajuan kota Bandarlampung, Metro, dan kawasan lain di Lampung Tengah.
“Ini bukan hanya soal jumlah penduduk, tapi juga bagaimana dinamika sosial-ekonomi di wilayah ini berkembang. Basis ekonomi rakyat di Natar sudah sangat progresif,” tambahnya.
Dari sisi administratif, Andi Surya menilai situasi saat ini tidak lagi efektif. Penduduk Natar, Jati Agung, dan sekitarnya masih harus berurusan dengan Kalianda sebagai ibu kota Kabupaten Lampung Selatan, yang jaraknya cukup jauh. Hal ini, menurutnya, menjadi kendala besar dalam pelayanan hak dan kewajiban administratif masyarakat.
“Bisa dibayangkan betapa sulitnya masyarakat dan perangkat pemerintah mengelola urusan kesejahteraan dengan jarak yang sedemikian jauh. Rentang kendali pemerintahan pun menjadi tidak efisien,” tegas Andi Surya.
Luasnya wilayah Kabupaten Lampung Selatan juga menjadi tantangan tersendiri. Dengan rentang geografis yang sangat besar, pelaksanaan program pembangunan daerah menjadi kurang optimal. Ditambah lagi, anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang terbatas semakin mempersempit ruang gerak pemerintah daerah untuk mendorong pembangunan wilayah pedesaan.
Untuk mewujudkan DOB Natar Agung, Andi Surya menekankan perlunya kolaborasi semua pihak. Ia menyarankan penguatan peran tokoh lokal, provinsional, hingga nasional untuk bersatu memperjuangkan aspirasi ini.
“Masih ada segelintir pihak yang belum sepenuhnya mendukung secara ikhlas. Ini yang harus kita ubah. Tokoh masyarakat perlu lebih aktif dan bersatu, termasuk melakukan dengar pendapat di sektor legislatif dan eksekutif pada berbagai tingkatan,” jelasnya.
Selain itu, pembentukan panitia khusus DOB juga perlu menjadi prioritas, dengan tugas merancang konsep sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Andi Surya juga mengusulkan perlunya melibatkan para ahli tata negara, ekonomi, sosiologi, dan demografi dari berbagai perguruan tinggi untuk membentuk opini publik yang positif dan berbasis data ilmiah.
Di tengah diskusi yang semakin hangat tentang DOB Natar Agung, Andi Surya menegaskan bahwa perjuangan ini bukan semata untuk kepentingan sesaat, melainkan demi masa depan yang lebih baik bagi masyarakat di wilayah tersebut.
“Ini adalah langkah strategis untuk mempercepat pemerataan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kita tidak boleh hanya menunggu, tapi harus berjuang bersama,” tutupnya penuh semangat.
Wacana DOB Natar Agung kini berada di persimpangan penting. Dengan visi besar yang diusung oleh tokoh-tokoh seperti Andi Surya, harapan akan terwujudnya Natar Agung sebagai kabupaten mandiri semakin nyata di depan mata. Kini, bola perjuangan ada di tangan masyarakat dan pemangku kepentingan untuk mewujudkannya menjadi kenyataan.
Editor : Wahyu Agung PP.