MUHASABAH : Introspeksi Diri Di Awal Tahun. Oleh : Ustadz H. Komiruddin Imron, Lc

0

nataragung.id – NATAR – Esok hari kita berada di awal tahun 2025. Tahun 2024 telah kita lewati dengan segala suka dan dukanya. Dengan bergantinya tahun berarti jatah umur kita pun berkurang. Ini berarti semakin dekatnya kita kepada satu siklus kehidupan yang bernama kematian.

Kematian itu pasti, tidak satu orangpun yang bisa lari darinya, walau bersembunyi di benteng yang sangat kuat sekalipun.

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.. (Q.S. An-Nisa’ 78).

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, Kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu dia beritakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Jumu’ah 8)

Karena kita tidak bisa menghindar dari kematian itulah, maka tidak terlalu penting bagi kita kapan saat menemui ajal. Yang terpenting bagi kita adalah memikirkan bekal apa yang telah kita persiapkan untuk menghadapi kematian tersebut.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (al-Hasyr: 18)

Baca Juga :  NgoPi ala Majelis Bahagia di Masjid Al-Ikhlas

Kehidupan ini pada dasarnya tidak hanya semata-mata menghembuskan nafas dan menghirupnya kembali, namun hendaknya di dalam kehidupan ini harus mengukir prestasi dan prasasti.

Prestasi artinya beramal sebaik-baiknya sebagai bekal melangkah ke alam yang abadi, alam kubur dan alam akhirat.

Prasasti artinya kita harus melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain sehingga amal perbuatan kita tetap mengalirkan pahala walaupun jasad kita sudah terkubur selamanya.

Umur adalah modal bagi kehidupan manusia, umur yang pendek tapi berkualitas jauh lebih baik dan diharapkan dari pada umur panjang yang tidak berkualitas.

Oleh karena itu di awal tahun ini, mari kita sempatkan waktu untuk muhasabah dan melihat kembali amal baik apa yang pernah kita lakukan, menengok kembali dosa-dosa apa yang pernah kita lakukan.

Dan setelah itu mari kita sama-sama melakukan perbaikan amal perbuatan kita sebagai langkah untuk menghadapi hari-hari panjang setelah kita meninggalkan kehidupan di alam fana ini. Sahabat Umar ra berkata :

حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا وزنوها قبل أن توازنواها

“Hitunglah dirimu sebelum kau dihitung, timbanglah amal perbuatanmu sebelum engkau ditimbang”.

Bertambahnya tahun sama dengan berkurangnya modal hidup di dunia ini. Oleh karena itu, langkah cerdas kita adalah, bagaimana mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan modal yang tersedia. Kita harus mengefektivkan waktu untuk mengumpulkan amal shaleh sebanyak mungkin. Kita harus fokus pada hal yang kelak akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah.

Baca Juga :  Ibadah Sambil Wisata Di Masjid Raya Al-Bakrie Lampung

Mari kita renungi sebuah hadits yang menjelaskan apa yang akan pertanggung jawaban kita di hadapan Allah kelak di akhirat sehingga ini menjadi bahan renungan dan introspeksi diri kita pada hari-hari selanjutnya.

لَا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ ، وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ ، وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَ أَنْفَقَهُ ، وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ

“Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba nanti pada hari kiamat, sehingga Allah akan menanyakan tentang (4 perkara:) (Pertama,) tentang umurnya dihabiskan untuk apa. (Kedua,) tentang ilmunya diamalkan atau tidak. (Ketiga,) Tentang hartanya, dari mana dia peroleh dan ke mana dia habiskan. (Keempat,) tentang tubuhnya, capek / lelahnya untuk apa.” (HR Tirmidzi dan Tirmidzi berkara hasan shahih.

Dari sepotong hadits ini kita memahami bahwa kelak kita akan ditanya tentang modal yang Allah berikan kepada kita berupa umur, ilmu pengetahuan, harta dan jasad, bagaimana kita menginvestasikannya dalam kehidupan dunia.
Kita akan ditanya tentang umur di mana dan untuk apa dihabiskan. Apakah dihabiskan di jalan Allah atau dihabiskan hanya untuk mengikiti hawa nafsu dan bisikan setan.

Apakah dihabiskan untuk berkarya atau dihabiskan dengan sia-sia.
Kita akan ditanya tentang ilmu, sejauh mana ilmu itu diajarkan dan diamalkan. Apakah ilmu itu sekedar untuk perhiasan, kebanggaan, status, sarana berdebat atau untuk diamalkan dalam kebaikan.

Baca Juga :  RISMA dan TPA Sebagai Penggerak Literasi

Kita akan ditanya tentang harta, dari mana didapatkan dan kemana dibelanjakan. Apakah didapatkan dari yang halal dan dibelanjakan pada yang halal. Atau didapatkan dari sumber yang halal dan dibelanjakan pada yang haram. Atau didapatkan dari sumber yang haram dan dibelanjakan pada yang halal. Atau didapatkan dari sumber yang haram dan dibelanjakan pada yang haram.

Semua itu ada konsekuensinya.
Kita akan ditanyai tentang tubuh dan jasad kita seperti apa kita memperlakukannya. Tentang anggota tubuh kita, mata, tangan, kepala, telinga, kaki, apakah digunakan untuk kebaikan atau untuk melakukan kejahatan.

Kita akan ditanya semua itu, sementara mulut kita terkunci, tangan yang berbicara dan kaki yang menjadi saksi.

ٱلْيَوْمَ نَخْتِمُ عَلَىٰٓ أَفْوَٰهِهِمْ وَتُكَلِّمُنَآ أَيْدِيهِمْ وَتَشْهَدُ أَرْجُلُهُم بِمَا كَانُوا۟ يَكْسِبُونَ

“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan. (Qs, 36:65)

Marilah kita merenung dalam-dalam dan menghitung ulang bekal yang telah kita persiapkan dan akan kita bawa pada perjalanan yang sangat panjang kelak di alam akhirat.

Semoga Allah memudahkan segala urusan kita di tahun ini dan tahun-tahun mendatang. Aamiin.

Penulis adalah Anggota Majelis Syura DDII Propinsi Lampung, tinggal di Pemanggilan, Natar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini