nataragung.id – NATAR – Kegembiraan di dunia ini semu, ada dan cepat menghilang. Ia seperti makanan lezat setelah ditelan tak lagi terasa.
Ketika kita bertemu teman akrab yang lama tak pernah bertemu, kegembiraan memenuhi rongga dada. Tapi setelah ngobrol barang satu jam saja kebahagiaan yang meluap tadi sudah seperti biasa.
Ketika kita selesai kuliah dan hari itu kita diwisuda Lalu ucapan selamat datang dari sini dan sana, kegembiraan pun menyelimuti diri kita. Namun dengan cepatnya ia menghilang, lalu keadaan berganti seperti semula.
Ketika kita dapat menyunting pasangan idaman kita, lalu menikah dengannya, luapan kegembiraan memenuhi hati kita pada saat ijab kabul. Tapi beberapa saat setelah itu kondisi menjadi normal dan keadaan menjadi seperti biasa lagi.
Saat kita beli mobil baru, menempati rumah sendiri, mendapatkan hadiah, diterima kerja, dan lain sebagainya, saat itu perasaan gembira memuncak, lupa segala kesusahan dsn penderitaan.
Namun sesaat setelah hal itu berlalu, luapan kegembiraanpun meleleh mencair dan keadaan kembali seperti semula.
Begitulah kegembiraan di dunia tak kekal, di baliknya tetap ada kesedihan dan gundah gulana.
*****
Namun tidak perlu disesalkan, sebab itu tabiat dunia yang harus kita pahami.
Isinya adakah semua bentuk kesenangan berupa : permainan, senda gurau, perhiasan, pamer kebanggaan dan memperbanyak harta dan dukungan.
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak,…….. (Qs, 57:20)
Tapi semua itu tidaklah kekal, hanya sebentar. Ibarat hujan yang turun lalu menumbuhkan tanaman yang hijau, dan tak lama kemudian ia menguning lalu mati.
Antara turun hujan, menghijau lalu menguning itu waktu yang sebentar.
كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ
seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.(Qs, 57:20)
Itulah tabiat kehidupan dunia, kesenangannya cepat berlalu. Dan setelah itu masih ada kehidupan yang abadi kelak di akhirat. Seluruhnya pedih, tak ada sedikitpun kesenangan. Atau seluruhnya bahagia, tak ada sedikitpun kesedihan
وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ
Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya.
Oleh sebab itu kita harus berhati-hati. Jangan sampai terpedaya dengan kemilau dunia yang serba menipu.
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (Qs, 57:20)
Harus banyak-banyak bersyukur kepada Allah atas setiap nikmat yang kita rasakan. Agar bahagia dan gembira dapat bertahan lebih lama, bertambah dan menjadi berkah di kehidupan kita di dunia yang fana ini.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. ( Qs,14:7)
*) Penulis adalah Anggota Majelis Syura DDII Propinsi Lampung, tinggal di Pemanggilan, Natar.