Sumber Daya Manusia Anak Negeri Oleh : M.Habib Purnomo

0

nataragung.id – BANDAR LAMPUNG – Sepuluh tahun pertama setelah Indonesia selesai perang dengan Belanda melalui perjanjian Konferensi Meja Bundar ( KMB) di Den Haag Belanda tahun 1949, berkobar-kobar semangat kemandirian orang Indonesia untuk menjadi bangsa yg besar.

Dalam rangka terpenuhinya syarat menjadi negara besar dan maju itu pemerintah mengirim ribuan anak-anak tamatan SMA yang se umuran BJ Habibie di kuliahkan ke negara-negara maju dengan harapan setelah pulang mereka menjadi BJ Habibie-Habibie di bidang nya masing-masing.

Namun naas setelah tragedi G 30 S PKI tahun 1965 yang di lakukan Letkol Untung Syamsuri cs para mahasiswa putra-putra bangsa yang cerdas-cerdas itu sebagian besar tidak bisa pulang dan mereka melanglang buana di negara lain hingga akhir hayatnya.

Baca Juga :  Menjadi Warga Kota Harus Kaya. Catatan lepas : Gunawan Handoko *)

Apakah mereka terindikasi beridiologi komunis, belum tentu, karena pemerintahan nasakom itu pun bukan hanya PKI tapi terdiri dari partai PNI partai NU dan PKI dan nasakom sebagai strategi di era perang dingin untuk dapat bantuan senjata berat dari Uni Soviet untuk merebut kembali Irian Jaya dari tangan Belanda di mana Belanda di dukung negara-negara barat.

Itu cerita masa lalu, sekarang Indonesia harus meng optimalkan kembali peran BJ Habibie-Habibie baru (anak-anak muda yg terbukti cerdas-cerdas para doktor luar negeri dan dalam negeri untuk membangun negeri nya dalam semangat kemandirian sebagai bangsa yg besar.

Baca Juga :  Tahun Baru, Saatnya Bermuhasabah. (Menyongsong Tahun Baru 1447 Hijriyah). Oleh : Gunawan Handoko *)

Damar Wicaksono, putra nya pelawak Dono warkop yang dapat beasiswa luar negeri sekarang jadi doktor tehnik nuklir dengan nilai summa cumlaude dan bekerja di perusahaan luar negeri membuktikan bahwa sebenarnya sumber daya manusia kita hebat-hebat.

Menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk memberi kepercayaan kepada anak-anak muda yang cerdas-cerdas itu untuk mengabdikan ilmu nya untuk kepentingan bangsa dan negaranya, supaya bangsa ini tidak hanya menjadi bangsa konsumtif tapi mampu memproduksi sendiri kebutuhan-kebutuhan nya sebagai negara maju.

Baca Juga :  Ramadan, Antara Ibadah Pribadi dan Sosial. Oleh : Gunawan Handoko *)

Tahun-tahun yang lalu Jokowi baru tunjukkan mobil Esemka saja masyarakat sudah sangat senang apalagi bila para doktor anak-anak muda yang cerdas-cerdas itu di beri kesempatan untuk bisa membuktikan karya agung nya untuk kesejahteraan rakyatnya. ***

*) Penulis adalah Aktifis NU, tinggal di Bandar Lampung

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini