Wacana Import Jabatan Sekda Dari Luar Kabupaten Lampung Selatan, Kembali Mengemuka

0

nataragung.id – JATI AGUNG – Wacana Import jabatan sekretaris daerah (sekda) dari luar kabupaten Lampung Selatan, kini kembali mengemuka. Setelah beberapa waktu lalu, wacana ini di munculkan oleh para ASN di lingkungan kabupaten Lampung Selatan, kini wacana tersebut kembali dilontarkan oleh mantan birokrat Lampung Selatan Mat Alfi Asha.

Menurut Mat Alfi, yang sudah kenyang menduduki berbagai jabatan eselon 2 di Kabupaten Lampung Selatan, untuk jabatan Sekda Lamsel tidak harus orang yang sudah sangat mengenal dan tahu persis dan sudah bekerja lama secara terus menerus di Lamsel.

Karena sekda sifatnya administratif saja dalam membantu Bupati. Di katakannya justru yang banyak membantu saran administrasi dan teknis di lapangan adalah para Assistennya. “Sangat tepat sekali bila pengisian sekda itu diisi secara silang antar Kabupaten atau dengan provinsi bahkan antar provinsi dan pusat,” ucapnya.

Baca Juga :  Shalat Idul Fitri di Masjid Agung, Kalianda. Bupati Ajak Warga Tingkatkan Rasa Syukur Kepada Allah SWT

“Yang penting kemampuan skill administrasinya serta rekam jejaknya mumpuni untuk membantu Bupati secara administratif secara menyeluruh,” tambahnya.

Lebih lanjut ia berkata, sekda harus memiliki banyak terobosan terutama memiliki Inovasi-inovasi untuk kemajuan meminige perkembangan di daerah dimana sekda ditempatkan. “Saya menganggap akan lebih tepat bila di promosi antar daerah yang lebih maju. Misalnya dengan Kabupaten Serang atau Tanggerang atau lainnya,” urainya penuh semangat.

Baca Juga :  Bupati Egi Salurkan Bantuan RTLH kepada Korban Rumah Roboh di Negeri Pandan

Di jelaskannya, mengapa ide ini dilontarkan, karena daerah dimaksud penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) nya jauh lebih besar dari Lampung Selatan, padahal kemiripan potensi lokalnya lebih banyak Lampung Selatan, seperti luas wilayah, industri, kearifan lokal atau lokasi wisata. Begitu juga dengan rumah makan pasar dan lain-lain. “Tetapi kenapa kita kok susah banget tingkatkan PAD, tapi petugas kita di lapangan secara pribadi makmur-makmur semua, walau hanya tenaga staf, berarti banyak bocor dibawah sampai keatasnya,” tegas Mat Alfi Asha.

Baca Juga :  Program Ketahanan Pangan, BUMDes se-Lampung Selatan Bakal Kantongi Modal Rp 51,75 M

Dirinya mencontohkan banyak sekali, misalnya dari pajak rumah makan, parkir, karcis-karcis pasar, kebersihan, belum lagi dari tambang batu dan lain-lain, paling yang masuk dan dilaporkan jadi PAD hanya sekitar 20 persen saja. “Mari buktikan. Bak kato wong Palembang pacak belanjo bae tapi dak pacak mencari, walaupun mecari kato wong seberang bagi kicut punyamu 1x punyaku 2 atau 3 atau 4x, krn banyak nak kupikirkan,” pungkasnya sambil tertawa lebar. (SMh)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini