nataragung.id – JELAJAH NUSANTARA – Kadangโderetan fakta bisa lebih menyentak dari peristiwa. Lihatlah ini: negeri sekecil Singapura, yang kalau kita bentangkan di peta hanya sebesar satu kota kecil di Jawaโternyata menjadi investor terbesar di Indonesia.
Pada tahun 2021, nilai investasi mereka mencapai USD 9,4 miliar, dua kali lipat dari Hong Kong dan jauh di atas Tiongkok atau Amerika Serikat (Badan Koordinasi Penanaman Modal, 2021). Bahkan di tahun-tahun berikutnya, angka itu terus meningkat, menembus lebih dari USD 20 miliar hingga 2024 (Kementerian Investasi/BKPM, 2024).
Sebaliknya, kitaโyang punya hutan, tambang, laut, dan segalanyaโmasih sibuk berbenah, menanti investasi dari luar, bahkan kadang dari mereka yang tak punya sumber daya alam sama sekali. Ironi?
Tidak jugaโkalau kita mau jujur belajar.
๐๐ฒ๐ฐ๐ถ๐น ๐ง๐ฎ๐ฝ๐ถ ๐ง๐ฒ๐ฟ๐ฎ๐๐๐ฟ, ๐ ๐ถ๐๐ธ๐ถ๐ป ๐ฆ๐๐ ๐ง๐ฎ๐ฝ๐ถ ๐๐ฎ๐๐ฎ ๐ฆ๐ถ๐๐๐ฒ๐บ
Apa yang membuat Singapura bisa begitu leluasa mengendalikan arus investasi? Jawabannya sederhana: mereka membangun sistem, sementara kita terlalu lama bergantung pada anugerah alam.
Singapura menjadi pusat keuangan Asia Tenggara, rumah bagi lebih dari 4.200 perusahaan multinasional, dan dikenal sebagai negara dengan iklim bisnis paling ramah investor di Asia (World Bank, Ease of Doing Business Index). Banyak dana asingโbahkan dana milik orang Indonesia sendiriโlebih nyaman “masuk ke Indonesia lewat Singapura” karena sistem keuangannya lebih rapi, bebas risiko, dan bisa dipercaya (Laporan Bank Indonesia, 2023).
Regulasi mereka sederhana, transparan, efisien. Urusan birokrasi yang di sini bisa berbulan-bulan, di sana hanya hitungan hari. Izin usaha, kepastian hukum, stabilitas kebijakanโsemua dirancang untuk satu hal: membuat ๐ถ๐ป๐๐ฒ๐๐๐ผ๐ฟ ๐๐ฒ๐ป๐ฎ๐ป๐ด. ๐๐ช๐ต๐ข ๐ฑ๐ถ๐ฏ๐บ๐ข ๐ต๐ข๐ฎ๐ฃ๐ข๐ฏ๐จ, ๐ฎ๐ฆ๐ณ๐ฆ๐ฌ๐ข ๐ฑ๐ถ๐ฏ๐บ๐ข ๐ฌ๐ฆ๐ฑ๐ข๐ด๐ต๐ช๐ข๐ฏ.
๐๐ผ๐ป๐๐ผ๐ต-๐๐ผ๐ป๐๐ผ๐ต ๐๐ฎ๐ป๐ด ๐ ๐ฒ๐บ๐ฏ๐๐ธ๐ฎ ๐ ๐ฎ๐๐ฎ.
Beberapa waktu lalu, dua bank raksasa asal Singapura, DBS dan UOB, menggelontorkan lebih dari Rp 6,7 triliun untuk membiayai proyek pusat data (data center) di Batam (The Straits Times, 2024). Proyek ini besar, berkapasitas 72 megawattโbagian dari transformasi digital nasional. Dan yang luar biasa: pembiayaan dilakukan dalam rupiah, bukan dolar. Artinya: kepercayaan pada stabilitas ekonomi Indonesia tinggiโ๐ฎ๐๐ฎ๐น ๐น๐ฒ๐๐ฎ๐ ๐ฝ๐ถ๐ป๐๐ ๐ฆ๐ถ๐ป๐ด๐ฎ๐ฝ๐๐ฟ๐ฎ.
Tak lama berselang, di bulan Juni 2025, Indonesia dan Singapura menandatangani nota kesepahaman senilai lebih dari US$10 miliar untuk pengembangan energi hijau (CNA, 2025). Bukan sekadar proyek, tapi roadmap lengkap: dari teknologi carbon capture, solar panel, hingga kawasan industri hijau. Lagi-lagi, yang menyuplai modal dan sistem adalah Singapura. Kita menyuplai lahan, tenaga, dan bahan mentah.
Satu menyediakan jalan tol investasiโlainnya, menyumbang tanah. Bedanya terlihat jelas: siapa yang memegang kemudi?
๐ฆ๐๐ : ๐ฆ๐ฒ๐ป๐ท๐ฎ๐๐ฎ ๐๐ฎ๐ป๐ด ๐๐ถ๐ฟ๐ฒ๐บ๐ฒ๐ต๐ธ๐ฎ๐ป, ๐ง๐ฎ๐ฝ๐ถ ๐ฃ๐ฎ๐น๐ถ๐ป๐ด ๐๐ฎ๐ต๐๐๐ฎ๐
Singapura tidak punya tambang emas, tapi punya SDM yang dilatih seperti ๐ฏ๐ฒ๐ฟ๐น๐ถ๐ฎ๐ป. Di negeri itu, sejak kecil anak-anak dibentuk untuk berpikir global, logis, efisien. Bahasa Inggris mereka seperti bahasa ibu. Data adalah makanan sehari-hari. Efisiensi bukan slogan, tapi budaya.
Lihat peringkat PISA (OECD), Singapura selalu masuk tiga besar dunia dalam literasi matematika, sains, dan membaca. Ini hasil sistem pendidikan yang sangat fokus pada kualitas, bukan sekadar kuantitas.
Mereka bukan bangsa pekerja keras semataโtapi bangsa yang bekerja cerdas dan terukur. Lalu bagaimana dengan kita?
Kita punya 280 juta manusia. Namun di banyak sektor, kualitas SDM kita belum konsisten. Pelatihan kerja masih minim. Pendidikan vokasi belum sepenuhnya menjawab kebutuhan industri (Bappenas, 2023). Di sinilah PR besar kitaโdan peluang besar juga, kalau kita serius mau berubah.
๐๐ฝ๐ฎ ๐๐ฎ๐ป๐ด ๐๐ถ๐๐ฎ ๐๐ถ๐๐ฎ ๐ฃ๐ฒ๐น๐ฎ๐ท๐ฎ๐ฟ๐ถ?
1. Sistem adalah segalanya. Jangan cuma bangga hanya karena kaya SDA. Bangunlah sistem perizinan yang sederhana dan digital. Pangkas birokrasi. Beri kepastian hukum.
2. SDM adalah investasi paling strategis. Bangunlah generasi baru yang cakap teknologi, logis, komunikatif. Pendidikan vokasi dan industri harus berjalan seiring.
3. Jangan anti investor, tapi cerdas mengelola. Jangan hanya menjual tambang atau tanah. Bangun kemitraan yang adil dan saling menguntungkan.
4. Jangan jadikan Singapura sebagai pesaing, tapi cermin. Kita bisa lebih dari merekaโasal mau belajar, bukan hanya membandingkan.
๐จ๐ป๐๐๐ธ ๐ฑ๐ถ๐ฟ๐ฒ๐บ๐๐ป๐ด๐ธ๐ฎ๐ป: ๐๐ฎ๐๐ฎ ๐๐๐
๐๐๐ธ๐ฎ๐ป ๐ฆ๐ผ๐ฎ๐น ๐ง๐ฎ๐บ๐ฏ๐ฎ๐ป๐ด
Singapura mengajarkan kepada kita bahwa kekayaan sejati bukanlah apa yang ada di perut bumi, tapi apa yang tertanam di dalam kepala dan sistem sebuah bangsa.
Indonesia bisa jauh melampaui Singapura. Kita punya semuanyaโkecuali: ๐ธ๐ฒ๐บ๐ฎ๐๐ฎ๐ป, ๐ธ๐ผ๐บ๐ถ๐๐บ๐ฒ๐ป, “๐๐๐บ๐ฝ๐ฎ๐ต ๐๐๐ฐ๐ถ” ๐๐ป๐๐๐ธ ๐บ๐ฒ๐บ๐ฏ๐ฒ๐ป๐ฎ๐ต๐ถ ๐ฑ๐ถ๐ฟ๐ถ.
Dan seperti kata-kata bijak:
๐๐ข๐ฅ๐ข๐ฏ๐จ, ๐ฃ๐ข๐ฏ๐จ๐ด๐ข ๐ฃ๐ฆ๐ด๐ข๐ณ ๐ฃ๐ถ๐ฌ๐ข๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ฆ๐ฎ๐ช๐ญ๐ช๐ฌ๐ช ๐ด๐ฆ๐จ๐ข๐ญ๐ข๐ฏ๐บ๐ข. ๐๐ข๐ฑ๐ช ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฎ๐ข๐ฎ๐ฑ๐ถ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฆ๐ญ๐ฐ๐ญ๐ข ๐ข๐ฑ๐ข ๐ฑ๐ถ๐ฏ ๐บ๐ข๐ฏ๐จ ๐ฅ๐ช๐ฎ๐ช๐ญ๐ช๐ฌ๐ช ๐ฅ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ข๐ฏ ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ-๐ฃ๐ข๐ช๐ฌ๐ฏ๐บ๐ข.”
๐๐ป๐ฑ๐ผ๐ป๐ฒ๐๐ถ๐ฎ ๐ธ๐ฎ๐๐ฎ ๐ฑ๐ฎ๐น๐ฎ๐บ ๐ฝ๐ผ๐๐ฒ๐ป๐๐ถ, ๐๐ฎ๐ฝ๐ถ ๐ฆ๐ถ๐ป๐ด๐ฎ๐ฝ๐๐ฟ๐ฎ ๐ธ๐ฎ๐๐ฎ ๐ฑ๐ฎ๐น๐ฎ๐บ ๐ฟ๐ฒ๐ฎ๐น๐ถ๐๐ฎ๐๐ถ. Kaya itu bukan hanya soal โpunya apaโ, tapi juga โbagaimana mengelolanyaโ.
โ๐ฑ๐ฎ๐ฟ๐ถ ๐ฟ๐๐ฎ๐ป๐ด ๐๐ฒ๐ฟ๐ฏ๐๐ธ๐ฎ, ๐๐ฒ๐บ๐ฝ๐ฎ๐ ๐ธ๐ถ๐๐ฎ ๐ฏ๐ถ๐๐ฎ ๐บ๐ฒ๐น๐ถ๐ต๐ฎ๐ ๐น๐ฒ๐ฏ๐ถ๐ต ๐ท๐ฎ๐๐ต ๐ฑ๐ฎ๐ป ๐ท๐ฒ๐ฟ๐ป๐ถ๐ต, ๐๐ฒ๐ฏ๐ฒ๐น๐๐บ ๐ท๐ฎ๐ฑ๐ถ ๐๐๐ฎ๐ป ๐ฎ๐๐ฎ๐ ๐ป๐ฒ๐ด๐ฒ๐ฟ๐ถ ๐๐ฒ๐ป๐ฑ๐ถ๐ฟ๐ถ.
*) Penulis adalah Profesional (Former), CEO Perusahaan Swasta, Penulis Buku, Kolumnis KOMPAS.