Pendidikan, Warisan Termahal Bagi Anak (Menyambut Hari Anak Nasional ke 41 Tahun 2025) Oleh : Gunawan Handoko *)

0

nataragung.id – Bandar Lampung – Mestinya hari ini merupakan momen yang sangat bahagia bagi anak-anak Indonesia. Sayangnya, banyak masyarakat dan orang tua yang lupa, tidak tahu atau belum tahu bahwa tanggal 23 Juli 2025 merupakan perayaan ke 41 tahun Hari Anak Nasional (HAN). Padahal HAN telah diperingati sejak empat puluh satu tahun yang lalu dan memiliki sejarah panjang, terkait erat dengan perjuangan hak-hak anak di Indonesia. Lahirnya HAN merupakan gagasan pada saat sidang Kongres Wanita Indonesia (Kowani) pada tahun 1951 yang mengusulkan penetapan Hari kanak-Kanak Nasional. Perayaan pertama kali dilaksanakan pada tahun 1952 dengan acara Pekan kanak-Kanak di Istana Negara yang disambut oleh Presiden Soekarno. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan hak-hak anak, seperti hak atas pendidikan, kesehatan, perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, serta hak untuk tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang sehat dan aman. Hak-hak anak harus dipenuhi karena mereka memiliki kebutuhan hak-hak yang unik dan penting untuk perkembangan mereka.

Anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik secara fisik, mental maupun emosional. Anak-anak juga memiliki hak untuk dilindungi dari kekerasan, penyalah-gunaan, dan eksploitasi yang dapat merusak perkembangan mereka. Dan yang tidak kalah penting, anak-anak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas agar dapat membantu mereka untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk masa depannya.

Baca Juga :  MELEMPAR BANGKAI TANPA OPOSISI

Selain pendidikan, anak-anak juga memiliki hak untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang baik dan akses ke fasilitas kesehatan yang memadai. Anak-anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang aman dan sehat, baik secara fisik maupun sosial. Dengan memenuhi hak-hak anak, kita dapat membantu mereka menjadi individu yang cerdas, sehat, bahagia dan produktif di masa depan. Memenuhi hak-hak anak juga dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.

Menyadari pentingnya pemenuhan hak bagi anak-anak, maka perlu dibangun kesadaran masyarakat, khususnya para orang tua tentang HAN. Sosialisasi tentang HAN dapat menggunakan media sosial, media cetak maupun online untuk menyebarkan informasi tentang HAN. Bisa juga melalui kegiatan komunitas, seperti seminar, workshop dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang HAN. Bahkan bisa dilakukan dengan cara mengintegrasikan informasi tentang HAN ke dalam kurikulum pendidikan untuk meningkatkan kesadaran anak-anak dan remaja tentang peringatan ini. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang HAN, kita dapat membantu meningkatkan perhatian terhadap hak-hak anak dan kebutuhan mereka.

Pemenuhan hak-hak anak dan kewajiban negara-negara telah diatur dalam Konvensi Hak Anak atau CRC (Convention on the Rights of the Child) dan merupakan perjanjian internasional untuk melindungi dan memenuhi hak-hak anak. CRC telah diratifikasi oleh hampir semua negara di dunia, termasuk Indonesia. Dengan memahami dan memenuhi hak-hak anak, kita dapat membantu menciptakan dunia yang lebih baik bagi anak-anak dan masa depan yang lebih baik dan lebih cerah bagi mereka.

Baca Juga :  Dua Wajah Cina dalam Geopolitik Global. Oleh: M. Habib Purnomo *)

Hak Pendidikan.

Jujur harus diakui bahwa hak anak-anak untuk mendapatkan pendidikan belum sepenuhnya terpenuhi. Walaupun ada undang-undang yang mengatur tentang hak pendidikan bagi anak, seperti Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 dan Undang-Undang Hak Asasi Manusia Nomor 39 Tahun 1999, nyatanya masih banyak anak yang tidak mendapatkan pendidikan yang layak. Masih terjadi diskriminasi karena perbedaan suku, agama atau status ekonomi orang tua yang menyebabkan anak tidak mendapatkan pendidikan yang sama. Maka Pemerintah dan masyarakat perlu bekerjasama untuk menghilangkan, atau paling tidak mengurangi diskriminasi dalam pendidikan dan memastikan setiap anak mendapatkan kesempatan yang sama. Masalah lain adalah terbatasnya akses, dimana beberapa daerah terpencil atau terisolasi tidak mendapatkan fasilitas pendidikan yang memadai.

Masalah kualitas pendidikan juga masih perlu ditingkatkan untuk memastikan anak-anak mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan bermutu. Diakui, untuk hal yang satu ini Pemerintah selama ini telah berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengadakan pelatihan guru dan meningkatkan fasilitas pendidikan. Tanpa bermaksud mengesampingkan hak anak yang lain, hak pendidikan bagi anak-anak jangan sampai terabaikan sesuai tuntutan jaman. Tujuan pendidikan di era globalisasi dan modern adalah untuk membantu anak-anak menjadi individu yang memiliki pengetahuan luas dan mendalam tentang berbagai bidang. Anak juga dituntut memiliki keterampilan yang tinggi, berkarakter yang baik serta mampu beradaptasi dengan perubahan yang cepat dan kompleks. Tujuan pendidikan telah berkembang menjadi lebih luas dan mencakup banyak aspek yang lain.

Baca Juga :  Tragedi Gas Melon dan Sebotol Minyak Goreng Gunawan Handoko *)

Berbeda dengan jaman dulu, dimana pendidikan hanya fokus pada kemampuan dasar seperti membaca dan menulis. Tujuan orang tua menyekolahkan anak agar bisa membaca dan menulis, supaya kalau pergi ke kota tidak akan tersesat atau di tipu orang. Setelah tamat sekolah rakyat, anak-anak diajak membantu orang tua turun ke sawah, atau diajari berdagang untuk mencari uang.
Sederhana sekali memang, karena akses pendidikan di jaman dulu memang sulit dan banyak faktor penghalang.

Kini jaman sudah berubah, sebagian besar masyarakat Indonesia menjadikan pendidikan sebagai warisan bagi anak-anaknya. Warisan berupa pendidikan jauh lebih bernilai dibanding warisan berupa harta benda. Pendidikan akan menjadi modal yang langgeng bagi anak-anak dan tidak dapat diambil oleh siapa pun. Dengan memberi warisan pendidikan, orang tua dapat membantu dan menghantarkan anak-anak untuk menjadi individu yang sukses dalam berkontribusi pada masyarakat, termasuk sebagai modal untuk meniti karier di dunia kerja.

Selamat Hari Anak Nasional 2025, Anak Hebat, Indonesia Kuat menuju Indonesia Emas 2045 !!!

*) Penulis adalah Ketua KMBI (Komunitas Minat Baca Indonesia) Provinsi Lampung dan Mantan Pengurus KOMNAS Perlindungan Anak Provinsi Lampung.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini