nataragung.id – JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto membuat gebrakan baru di kepemimpinannya sebagai Presiden Republik Indonesia 2024-2029.
Dalam kabinet Merah Putih Pimpinan Prabowo-Gibran, presiden melepas dan memisahkan urusan penyelenggaraan ibadah haji dan umroh yang selama ini dikelola oleh Kementrian Agama dan mulai tahun 2026 akan dilimpahkan wewenangnya kepada Sebuah Lembaga yang bernama Badan Penyelenggara Haji (BPH).
Menurut Menteri Agama Prof Nasaruddin Umar, Penyelanggaraan Ibadah Haji tahun 2025 menjadi yang terakhir dikelola Kementrian Agama (Kemenag), karena mulai musim haji tahun 2026, haji tidak lagi di kelola Kemenag melainkan akan dikelola oleh Badan Penyelenggara Haji.
Karena itu Nasaruddin akan meminta jajarannya memberikan yang terbaik dan maksimal agar calon jama’ah haji tersenyum saat kembali ke tanah air.
“Ini adalah penyelanggaraan ibadah haji terakhir yang akan dikelola Kemenag, jadi kita ingin husnul khotimah. Kita ingin menciptakan senyuman bagi para jama’ah haji Indonesia,” katanya seperti dikutip dari laman Kemenag, Jumat 17 Januari 2025.
Lantas bagaimana Profil Mochammad Irfan Yusuf (Gus Irfan) Kepala Badan Penyelenggara Haji (BPH) dalam kabinet Merah Putih?
Mochamad Irfan Yusuf dilantik menjadi kepala BPH pada tanggal 22 Oktober 2024 di Istana Merdeka Jakarta. Turut dilantik pula Dahnil Anzar Simanjuntak sebagai wakil Kepala BPH. Dahnil Anzar Simanjuntak sebelumnya merupakan mantan ketua umum Pemuda Muhammadiyah dan juru bicara Prabowo-Sandi saat Pilpres 2019 dan kembali menjadi juru bicara saat Prabowo menjabat Menteri pertahanan periode 2019-2024. Lantas siapa Sosok Gus Irfan?
Mochamad Yusuf Irfan atau Gus Irfan lahir pada tanggal 24 Juni 1962. Gus Irfan adalah salah satu ulama terkemuka dari Jombang yang juga dikenal sebagai pengasuh pondok pesantren.
Ia merupakan putra dari KH Yusuf Hasyim (Paman KH. Abdurahman Wahid/Gus Dur) dan cucu pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari, sehingga mengukuhkan dirinya sebagai bagian dari salah satu keluarga besar NU yang berpengaruh.
Pendidikan dasarnya ditempuh di daerah asalnya, dan ia menyelesaikan pendidikan di SMPP Jombang (sekarang SMAN 2 Jombang) pada 1981.
Setelah itu, Gus Irfan melanjutkan studi di Universitas Brawijaya, Malang, dan berhasil meraih gelar sarjana pada tahun 1985.
Tidak berhenti di situ, ia melanjutkan studi magisternya di universitas yang sama, menambah wawasan akademiknya.
Sejak 1989, Gus Irfan memegang peran penting sebagai Sekretaris Umum di Pondok Pesantren Tebuireng, pesantren yang didirikan oleh kakeknya, KH Hasyim Asy’ari.
Pengalaman panjangnya di dunia pesantren membawanya ke posisi Komisaris Utama PT BPR Tebuireng, yang diembannya selama dua dekade, dari 1996 hingga 2016.
Selain itu, Gus Irfan juga memimpin Pesantren Al-Farros sejak 2006, memperkuat pengaruhnya sebagai pengasuh dan pendidik di lingkungan pesantren.
Tak hanya berperan di dunia pendidikan agama, Gus Irfan juga aktif dalam bidang ekonomi NU.
Saat ini, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU), sebuah lembaga yang fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat NU.
Keterlibatannya di LPNU memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan ekonomi umat.
Di luar dunia pesantren, Gus Irfan juga aktif di dunia politik. Pada 2018, ia terlibat dalam tim pemenangan Prabowo-Sandiaga Uno sebagai juru bicara, posisi yang ia emban berkat pengalamannya di LPNU.
Gus Irfan memilih bergabung dengan Partai Gerindra, dan perannya di dunia politik semakin berkembang.
Pada Pemilihan Umum Legislatif 2024, Gus Irfan maju sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia dari daerah pemilihan Jawa Timur VIII.
Berkat dukungan kuat dari masyarakat, ia berhasil meraih 77.433 suara dan terpilih sebagai anggota DPR RI periode 2024–2029.
Namun posisi sebagai anggota DPR RI harus dilepas karena dirinya mendapat tugas baru sebagai Kepala Badan Penyelenggara Haji.
Editor : SyahidanMh