nataragung.id – BANDAR LAMPUNG – Bagi aktifis tahun ’80 – ’90 an hari-hari ini di tengah-tengah meningkat nya aksi demo mahasiswa adalah saat yang mengasyikkan mengamati pidato dan kegiatan-kegiatan presiden baru kita Prabowo Subianto, karena kadang kala lontaran ucapan dan kegiatan Presiden setelah di ingat-ingat ternyata pernah ada dan dilakukan di ‘era’ orde baru.
Sebagai contoh program retreat yg sekarang sedang heboh, sebuah program pelatihan untuk para kepala daerah, ternyata program seperti ini pernah di adakan di era ’90 an, hanya bedanya kalau dulu di adakan di komplek militer di Bandung dan bergelombang tidak serentak, namun sekarang di adakan serentak karena pilkada dan pelantikan nya juga serentak dan di adakan di akademi Militer (Akmil) di Magelang.
Ada ciri khasnya lagi bapak presiden kita ini, beliau sering berbicara tentang kebocoran anggaran negara, bahkan jauh sebelum menjadi presiden sudah seringkali melontar kan issue tentang kebocoran anggaran negara.
Ternyata kalau kita ingat-ingat, dulu ada seorang ekonom terkemuka yaitu Prof Sumitro Djojohadikusumo orang tua nya Prabowo yang setiap muncul di TV RI ( satu-satunya TV hitam putih ), sudah bisa kita tebak nantinya pak Sumitro yang sudah sepuh iru ujung-ujungnya nya akan bicara tentang kebocoran anggaran.
Secara prosentase, kebocoran anggaran era Presiden Soeharto bisa saja lebih besar, tapi secara nominal kebocoran anggaran sekarang ini berlipat lebih besar dan lebih rapi cara membobol uang negara.
Bagaimana dgn lontaran kata “ndasmu” yang sekarang sedang viral di ucapkan sang Presiden, apa di jaman orba juga sudah pernah ada?.
Lontaran kata ‘ndasmu’ sangat dahsyat. Ucapan makian yang tidak sembarang orang berani mengucapkan karena berat resiko nya bila orang salah faham. Kita pun tidak berharap anak cucu kita mengucapkan kata umpatan itu.
Presiden Prabowo lontarkan kata “ndasmu” nampak nya selain itu gaya nya juga hanya sebagai ice breaking untuk cairkan suasana. Walaupun pun di sana juga terkandung kejengkelan tapi tidak akan bermasalah sepanjang tidak di tujukan ke individu seseorang. Beda dengan ice breaking ( candaan) Gus Miftah yg di tujukan ke seseorang dan berakibat blunder dan gara-gara kata-kata “goblok” nya kepada penjual es terpaksa sang utusan presiden harus mundur di ronde pertama.
Setelah di ingat-ingat kata-kata ndasmu tidak pernah di lontarkan pemimpin pada masa orba. Hanya ada yang mirip arti nya dengan istilah ndasmu yaitu Presiden Soeharto beberapa kali mengatakan “setan gundul”, gundul artinya juga kepala, Presiden Soeharto gunakan kata “setan gundul” untuk menamai tokoh-tokoh aktifis mahasiswa yang kala itu lakukan perlawanan terhadap pemerintahan Presiden Soeharto,
Sebenarnya tidak tepat istilah setan gundul untuk menamai para aktifis kala itu karena kenyataan nya para tokoh gerakan mahasiswa waktu itu tidak gundul-gundul justru rambut nya kebanyakan gondrong. Setan gundul nya pak Harto lebih sebagai ekspresi ketidak senangan Presiden Soeharto terhadap para aktivis itu.
Ada lagi yang sekarang sedang rame yaitu program efisiensi anggaran, istilah ini dulu juga populer pada thn ’90 an dengan istilah “kencangkan ikat pinggang” tapi itu hanya sebatas himbauan pemerintah, tidak se ekstrim sekarang ini yg demi program makan bergizi gratis banyak kantor pemerintah sudah mulai kesulitan sediakan alat tulis kantor dan gaji pegawainya.
Apakah nanti masih ada istilah dan program seperti di era orba, kita tunggu saja, namun kita berharap Presiden Prabowo tidak sekedar copy paste apa yg terjadi 30 tahunan yg lalu, karena ada yg masih relevan untuk di terapkan saat ini ada yang sudah tidak relevan karena perkembangan jaman.
Terobosan inovasi program yg libatkan anak-anak muda profesional yg cerdas-cerdas hendaknya lebih di utamakan dalam rangka Indonesia sebagai pemenang dalam persaingan antar negara yg semakin sengit dari pada sekedar seperti membaca buku lama sampul baru membangkitkan batang terendam masa lalu. <**>
*) Penulis adalah Aktifis NU Lampung, tinggal di Bandar Lampung.